Sukses dengan spiritual

02/06/2011 21:17

 

ESQ ternyata mampu meningkatkan kualitas pendidikan. Hasil dari berbagai in-house training SD, SMP, dan SMA di berbagai pelosok Indonesia membuktikan hal ini. tidak hanya itu, kualitas non-pendidikan seperti kejujuran dan perilaku mulia lainnya juga bersemi.

Jalan Cimanuk No. 1, Bandung, pukul 07.00 WIB. Lamat-lamat terdengar lantunan suara dari sebuah lapangan yang dikelilingi bangunan yang sudah tampak berumur. Ratusan siswa berseragam putih biru berbaris rapi sambil bibirnya melafadzkan shalawat. Air mata membasahi pipi. Menggetarkan. Kesyahduan begitu menyengat. Ya Nabi Salam 'alaika Ya Rasul Salam 'alaika_

Ini bukan pesantren. Pemandangan ini akan dengan mudah kita temui setiap pagi jika melintas di depan SMPN 44 Bandung. Sebuah sekolah umum, bukan sekolah dengan berbasiskan Islam.

Tak hanya di pagi hari. Saat matahari tepat di atas kepala dan kumandang adzan terdengar, mereka berbondong-bondong ke Masjid menunaikan shalat dzuhur berjamaah. Kecilnya daya tampung Masjid membuat koridor sekolah pun kerap dijadikan tempat untuk beribadah. Tak peduli teriknya panas dan derasnya hujan yang sering menyambangi mereka saat khusyuk menghadap Sang Maha Pencipta.

Bagai oase di padang pasir nan gersang. Tak banyak kegiatan sarat muatan spiritualitas seperti di atas terjadi di sekolah-sekolah umum. Tapi, itulah faktanya. Setelah guru dan siswanya mengikuti training ESQ, perubahan drastis segera terjadi. Setiap hari seluruh civitas SMPN 44 bershalawat dan membacakan Asma'ul Husna. Dilanjutkan dengan shalat dzuhur berjamaah di siang hari. "Ini kami lakukan setelah ikut training ESQ," ujar guru SMPN 44 Yusuf yang juga alumni ESQ Eksekutif angkatan 30.

Begitu pula dengan SMA 3 Bandung, sebuah sekolah favorit di kota kembang, tak ragu-ragu mengadakan in house training ESQ. Secara IQ, tak ada yang menyangsikan siswa-siswa yang masuk di sekolah itu. Lulusan SMP yang hanya memiliki nilai rata-rata dipastikan gagal menjadi murid di sekolah yang menjadi "impian" remaja dari kota yang terkenal dengan sebutan Parisj van Java tersebut. Mayoritas lulusannya pun dengan mudahnya lolos tes masuk perguruan tinggi negeri, khususnya ITB. "Tapi kami membutuhkan kecerdasan lain di luar IQ. Ini yang membuat kami mengikutsertakan siswa-siswa dalam training ESQ," ujar Wakil Kepala Sekolah Kesiswaan SMA 3 Bandung, Drs Sutarli Zein.

IQ, menurut Prof Usman Chatib Warsa, Rektor Universitas Indonesia tetap memegang peranan penting. Namun, dalam perkembangan dunia modern saat ini, sudah saatnya, IQ juga diintegrasikan dengan kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ). "Agar kita memiliki SDM yang tidak hanya cerdas intelektual, tapi juga emosi dan spiritual," ujarnya.

Selama ini sebenarnya kita sudah mengetahui IQ hanya berperan 6% sampai 20% dalam keberhasilan seseorang. Namun dalam prakteknya, dunia pendidikan di tanah air seperti bergeming dengan kenyataan ini. Hanya sedikit yang mulai menerapkan EQ dan SQ dalam proses belajar mengajar. Selain SMPN 44 dan SMA 3 Bandung, ada SMP Taruna Bakti, Bandung, SMP Al Azhar 12 Rawamangun, SMP AL Azhar Bintaro, SD Al Azhar Kemang Pratama dan_. yang melakukannya. Lembaga-lembaga ini mengikutsertakan guru dan siswanya dalam training ESQ. Sebuah training yang melatih pesertanya agar mampu mengintegrasikan kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ) untuk meraih kesuksesan hidup.

Back

Search site

© 2009 ICT SMP Negeri 44 Bandung